Senin, 22 Desember 2008

Piping Engineer

Seperti kita sudah paham semua, Piping Stress Engineer adalah salah satu cabang ilmu dari Piping Engineering, selain Piping Material dan Piping Design.

Kalau dikategorikan berdasarkan “education background”, maka bisa dikatakan bahwa rata-rata background “orang piping” ini adalah dari Mechanical. Baik Sarjana Teknik Mesin, STM Mesin maupun Politeknik Mesin. Nggak begitu menjadi masalah.

Dan juga bukan berarti lulusan lain tidak bisa masuk. Bisa saja.

Menurut jalur masuknya, biasanya, Piping Design banyak didominasi oleh lulusan STM dan SMA, terutama para senior. Hal ini lebih karena Piping Design adalah sebuah disiplin yang sudah lama sekali, mungkin sudah sejak tahun 1945an, bahkan di Amerika sudah dikenal Piping itu pada tahun sebelum kia merdeka.

Sehingga banyak pekerjanya mendapat ilmu melalui kursus yang diselenggarakan oleh Perusahaan yang memperkerjakannya. Begitu seterusnya. Lagi pula, nature pekerjaanya lebih banyak membutuhkan pengalaman akan mengerjakan design yang sama atau hampir mirip, dari waktu ke waktu, dengan merujuk ke referensi atau design practice.

Misalnya, designer yang mendesign lay out piping di sekitar pompa, maka semakin sering dia mendesign pipa didaerah pompa, akan makin faham dia bagaimana mendesign system pipa yang sesuai dengan code practice. Proses pengulangan ini lah yang menjadi faktor utama. Sehingga semakin berpengalaman dia, semakin paham lah dia. Tentu saja dengan catatan, dia harus tetap kritis dalam bekerja.

Sedangkan Piping Stress dan Piping Material, walaupun masih berurusan dengan pipa, tapi tidak terlibat dalam proses design itu sendiri.

Piping Stress lebih kearah, secara singkat, memastikan bahwa pipa yang dibuat oleh designer, yang nantinya akan dialiri oleh Fluida yang panas ataupun dingin, yang terhubung dengan pompa misalnya, akan dapat beroperasi dengan aman tanpa mengalami permasalahan.

Disini, faktor analisa sangat berperan, sekaligus melakukan perhitungan (calculation) terhadap aktifitas dan behaviour pipa pada saat dialiri fluida panasatau dingin tadi.

Piping Material, lebih ke-arah penentuan dan pemilihan material pipa beserta accessoriesnya, yang sesuai dengan kondisi operasi, baik tekanan maupun temperature, sambil memperhitungkan pengaruh lingkungan.

Ada satu disiplin lagi, yaitu Pipe Support, yang mendesign pipe support pada pipa. Biasanya pekerjaan ini dilakukan oleh Piping Stress Engineer.

Dari ketiga displin utama tadi, Piping Designer, Piping Stress Engineer, Piping Material Engineer, tidak ada yang lebih unggul dan tidak ada pula yang tidak begitu penting. Semua sama-sama penting dalam menunjang keberhasilan sebuah Plant.

Tapi, kalau kita bicara scope pekerjaan, dalam hal ini merujuk ke jumlah manhour yang disediakan, maka piping design memakan porsi manhour yang paling besar, bisa sampai 75%, baru Piping Stress sebesar 10-20% dan sisanya Piping Material.

Manhour ini dengan sendirinya akan menentukan berapa jumlah personel disetiap disiplin.

Sehingga bisa dimengerti bahwa jumlah Piping Design akan sangat banyak sekali dibanding dengan Piping Stress dan Piping Material.

Pertanyaan yang sering muncul adalah apakah seorang yang ber-background Piping Design bisa menjadi Piping Stress, dan sebaliknya?

Apakah seorang Piping Stress bisa mengerjakan pekerjaan Piping Material dan sebaliknya?

Menurut saya, bisa saja. Kenapa tidak? Semuanya bisa dipelajari. Hanya saja, apakah akan berhasil menjadi Piping Stress yang handal, atau menjadi Piping Designer yang jago, atau ahli di Piping Material, semuanya berpulang kepada masing-masing individu.

Satu hal yang perlu diingat adalah tidaklah mungkin seseorang akan menjadi ahli dan jago di ketiga bidang disiplin ilmu tadi. Yang ada, seseorang yang sudah lama berkecimpung dan menjadi ahli di Piping Stress, tapi tidak akan se-ahli si A yang sudah malang melintang di dunia Piping Designer.

Yang paling baik adalah anda mempunyai bidang yang sangat anda sukai dan kuasai, tapi tetap mempelajari dan menegrti tentang bidang lain.

Jadi, jika senang dan ahli piping stress, maka tidak ada salahnya untuk mengerti tentang piping design, kaidah-kaidah dalam design, mengetahui tentang 3D model, PDS, PDMS serta proses dalam pekerjaan menggunakan software tyersebut, serta mengerti juga piping material termasuk prosedur pembuatan piping specification, requisition.

Jika bisa mengerti semua, maka sudah layak anda menjadi seorang Piping Engineer, dan mungkin sudah bisa menjadi Lead Piping Engineer disebuah project. Artinya lagi karir anda akan meningkat.

Sekarang, anda sudah ada dimana?

Piping Stress?

Piping Design?

Piping Material?

Sudah kah kita memahami Code and Standard yang sering digunakan dalam pekerjaan kita? Pasti sudah ya…

Sudah kah kita mengerti ilmu dasar dari pekerjaan yang sedang kita lakukan?

Perlukan kita menambah ilmu lagi dengan membaca dan mengikuti kursus, misalnya?

Jawabannya, tergantung masing-masing pribadi.

Yang penting, jangan pernah berhenti belajar, membaca buku, standard, dan journal yang berhubungan dengan pekerjaan kita.

Karena, akan lebih banyak manfaatnya dari pada ruginya.

sumber :don85.wordpress.com

Senin, 15 Desember 2008

Penyebab Sakit dan Gatal pada Tenggorokan


Rasa nyeri dan gatal pada tenggorokan sangat sering kita alami baik anak - anak maupun dewasa, Mengapa? selain karena tingkat polusi yang tinggi, gaya hidup aktif dan sering merokok, sering konsumsi minuman dan makanan yang kurang sehat serta berminyak, juga disebabkan karena penyakit ISPA (Infeksi Saluran Pernafasan Atas) seperti "radang tenggorokan".

Sebagian besar rasa nyeri dan gatal pada tenggorokan disebabkan oleh radang tenggorokan. Untuk itu mari kita mengenal lebih jauh mengenai radang tenggorokan dan cara mengatasi rasa nyeri dan gatal pada tenggorokan yang ditimbulkannya. 

Gejala radang tengorokan yang biasanya dirasakan:

1. Sakit dan gatal pada tenggorokan
2. Demam, sakit kepala
3. Sakit pada otot dan sendi. 
4. Tenggorokannya berwarna merah dan meradang

Apa penyebab radang tenggorokan? 
Virus, 80 % sakit tenggorokan disebabkan oleh virus, dapat menyebabkan demam 
Batuk dan pilek. Dimana batuk dan lendir (ingus) dapat membuat tenggorokan teriritasi. 
Virus coxsackie (hand, foot, and mouth disease ).
Alergi. Alergi dapat menyebabkan iritasi tenggorokan ringan yang bersifat kronis (menetap).

Bakteri streptokokus, dipastikan dengan Kultur tenggorok. Tes ini umumnya dilakukan di laboratorium menggunakan hasil usap tenggorok pasien. Dapat ditemukan gejala klasik dari kuman streptokokus seperti nyeri hebat saat menelan, terlihat bintik-bintik putih, muntah – muntah, bernanah pada kelenjar amandelnya, disertai pembesaran kelenjar amandel.

Kiat mengatasi Sakit Tenggorokan dengan Cepat dan Tepat… Rasa sakit, kering dan gatal pada Tenggorokan tidak dapat cepat hilang, sehingga dapat mengganggu aktifitas kita sehari – hari. Untuk itu diperlukan penghilang rasa sakit, agar kita dapat tetap beraktifitas dengan baik dan cepat terbebas dari rasa sakit, kering dan gatal pada tenggorokan. 

Tips mengatasi sakit pada tenggorokan: 
Istirahat yang cukup, 
hindari rokok dan minuman berakohol
Hindari makanan yang digoreng dan berminyak
Minum air putih hangat yang banyak 
Berkumur dengan air-garam hangat

                                                                                                                          sumber :www.medicastore.com

Jumat, 12 Desember 2008

Donor Darah

a. Syarat-syarat Teknis Menjadi Donor Darah :
umur 17 - 60 tahun
( Pada usia 17 tahun diperbolehkan menjadi donor bila mendapat ijin tertulis dari orangtua. Sampai usia tahun donor masih dapat menyumbangkan darahnya dengan jarak penyumbangan 3 bulan atas pertimbangan dokter )
Berat badan minimum 45 kg
Temperatur tubuh : 36,6 - 37,5o C (oral)
Tekanan darah baik ,yaitu:
Sistole = 110 - 160 mm Hg
Diastole = 70 - 100 mm Hg
Denyut nadi; Teratur 50 - 100 kali/ menit
Hemoglobin
Wanita minimal = 12 gr % 
Pria minimal = 12,5 gr %
Jumlah penyumbangan pertahun paling banyak 5 kali, dengan jarak penyumbangan sekurang-kurangnya 3 bulan. Keadaan ini harus sesuai dengan keadaan umum donor.

b. Seseorang tidak boleh menjadi donor darah pada keadaan:
Pernah menderita hepatitis B
Dalam jangka waktu 6 bulan sesudah kontak erat dengan penderita hepatitis
Dalam jangka waktu 6 bulan sesudah transfusi
Dalam jangka waktu 6 bulan sesudah tattoo/tindik telinga
Dalam jangka waktu 72 jam sesudah operasi gigi
Dalam jangka wktu 6 bulan sesudah operasi kecil
Dalam jangka waktu 12 bulan sesudah operasi besar
Dalam jangka waktu 24 jam sesudah vaksinasi polio, influenza, cholera, tetanus dipteria atau profilaksis
Dalam jangka waktu 2 minggu sesudah vaksinasi virus hidup parotitis epidemica, measles, tetanus toxin.
Dalam jangka waktu 1 tahun sesudah injeksi terakhir imunisasi rabies therapeutic
Dalam jangka waktu 1 minggu sesudah gejala alergi menghilang.
Dalam jangka waktu 1 tahun sesudah transpalantasi kulit.
Sedang hamil dan dalam jangka waktu 6 bulan sesudah persalinan.
Sedang menyusui
Ketergantungan obat.
Alkoholisme akut dan kronik.
Sifilis
Menderita tuberkulosa secara klinis.
Menderita epilepsi dan sering kejang.
Menderita penyakit kulit pada vena (pembuluh darah balik) yang akan ditusuk.
Mempunyai kecenderungan perdarahan atau penyakit darah, misalnya, defisiensi G6PD, thalasemia, polibetemiavera.
Seseorang yang termasuk kelompok masyarakat yang mempunyai resiko tinggi untuk mendapatkan HIV/AIDS (homoseks, morfinis, berganti-ganti pasangan seks, pemakai jarum suntik tidak steril)
Pengidap HIV/ AIDS menurut hasil pemeriksaan pada saat donor darah.
c. BAGAIMANA MENDAPATKAN DARAH
a. Prosedur Permintaan Darah
Dokter yang merawatlah yang menentukan pasien membutuhkan darah atau tidak
Membawa formulir khusus rangkap 4 atau 5 untuk permintaan darah yang telah diisi oleh dokter yang merawat disesrtai contoh darah pasien dengan identitas yang jelas.
Formulir dan contoh darah tersebut dikirim ke Bank Darah di rumah sakit atau laboratorium UTDC PMI setempat. Untuk Daerah Jakarta, darah dapat diperoleh di UTDD PMI DKI Jakarta, Jl. Kramat Raya No.47, apabila persediaan darah yang diminta oleh dokter tidak ada di bank darah rumah sakit tmaka bawalah donor pengganti ke UTDC setempat.
Atas dasar permintaan dokter di RS tersebut UTDC melakukan pemeriksaan reaksi silang antara contoh darah donor dengan contoh darah pasien, yang memakan waktu lebih kurang 1,5 jam.

Pemeriksaan ini mutlak harus dilakukan walaupun golongan darah pasien dengan golongan darah donor sama. Bila dalam pemeriksaan silang tidak terdapat kelainan maka barulah darah donor diberikan kepada pasien. Bila pada pemeriksaan ditemukan kelainan atau ketidakcocokan perlu dilakukan pemeriksaan lanjutan untuk mencari sebab kelainan atau ketidakcocokan tersebut.

d. GOLONGAN DARAH
Apakah Golongan Darah itu?
Golongan darah ditentukan adanya suatu zat/antigen yang terdapat dalam sel darah merah. Dalam system ABO yang ditemukan Lansteiner tahnu 1900,

golongan darah dibagi:

Gol    Sel Darah Merah                 Plasma
A       Antigen A                            Antibodi B
B       Antigen B                            antibodi A
AB    Antigen A & B                    tak ada antibodi
O     Tak ada antigen                 Antibodi Anti A & Anti B

Siapa yang menemukan asal muasal golongan darah pada manusia?
Landsteiner adalah orang yang menemukan 3 dari 4 golongan darah dalam ABO system pada tahun 1900 dengan cara memeriksa golongan darah beberapa teman sekerjanya. Percobaan dilakukan dengan melakukan reaksi antara sel darah merah dan serum dari donor. Hasilnya adalah dua macam reaksi dan dan satu macam tanpa reaksi. Kesimpulannya ada dua macam antigen A dan B di sel darah merah yang disebut golongan A dan B, atau samasekali tidak ada reaksi yang disebut golongan O.

Lantas, siapa yang menemukan golongan darah AB?
Von Decastello dan Sturli pada tahun 1901 yang menemukan golongan darah AB di mana kedua antigen A dan B ditemukan secara bersamaan pada sel darah merah sedangkan pada serum tidak ditemukan antibody.

Apakah Rh/Rhesus Faktor itu? 
Rh Faktor adalah juga semacam sistem golongan darah, dengan melihat ada/tidak adanya antigen Rh di dalam sel darah merahnya.

Apakah ada macam golongan darah lain?
Selain ABO dan Rh, masih ada banyak sistem penggolongan darah menurut antigen yang terdapat dalam sel darah merah antara lain : MWSP, Lutheran, Duffy, Lewis, Kell dan sebagainya.

Berapa kalikah kita boleh menyumbangkan darah?
Sebaiknya secara teratur, maksimal 4-6 kali setahun, atau 2-3 bulan sekali penyumbangan dengan jarak waktu sangat dekat adalah sangat berbahaya karena tidak baik untuk kesehatan.

                                                                                                          sumber : www.palangmerah.org